Dunia sosial media kembali berduka. Seorang bocah berusia 15 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah mencoba challenge berbahaya di TikTok. Kejadian ini menambah daftar panjang korban akibat tren viral yang mengancam nyawa.
Korban diduga mengikuti “Blackout Challenge”, sebuah tantangan di mana seseorang menahan napas hingga pingsan untuk merasakan sensasi “high”. Sayangnya, aksi nekat ini berakhir tragis karena korban kehilangan nyawa seketika.
Apa Itu Blackout Challenge?
Blackout Challenge atau “Pass-Out Challenge” adalah tantangan ekstrem yang memicu pengguna TikTok untuk menahan napas atau mencekik diri sendiri hingga tidak sadarkan diri. Tujuannya? Mendapatkan sensasi euforia sesaat setelah otak kekurangan oksigen.
Namun, tantangan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan:
- Kerusakan otak permanen akibat kekurangan oksigen
- Gagal napas yang berujung kematian
- Serangan jantung mendadak
Kasus Serupa yang Pernah Terjadi
Ini bukan pertama kalinya challenge TikTok merenggut nyawa. Beberapa kasus serupa pernah terjadi sebelumnya:
- 2021: Seorang anak 12 tahun di AS meninggal setelah ikut Blackout Challenge.
- 2022: Remaja 14 tahun di Italia tewas saat mencoba tantangan serupa.
- 2023: Sejumlah remaja di berbagai negara mengalami cedera berat akibat tren berbahaya ini.
Bagaimana Melindungi Anak dari Bahaya Challenge TikTok?
Sebagai orang tua atau wali, penting untuk:
- Memantau aktivitas digital anak – Pastikan mereka tidak mengikuti konten berbahaya.
- Edukasi tentang risiko tren viral – Jelaskan bahwa tidak semua challenge aman untuk dicoba.
- Gunakan fitur parental control – Batasi akses ke konten ekstrem di TikTok dan platform lain.
- Ajarkan anak untuk berpikir kritis – Tidak semua yang viral di internet patut diikuti.
Respons TikTok dan Langkah Pencegahan
TikTok telah berupaya menghapus konten berbahaya terkait Blackout Challenge. Namun, tantangan semacam ini masih bisa muncul dengan nama berbeda. Platform ini mengimbau pengguna untuk:
- Melaporkan konten berbahaya melalui fitur report.
- Tidak mengikuti tren tanpa mengetahui risikonya.
Kesimpulan: Bijak Bermedia Sosial
Tragedi bocah 15 tahun ini menjadi pengingat bahwa tantangan viral di TikTok bisa berakibat fatal. Sebagai pengguna, kita harus lebih selektif dalam mengikuti tren, sementara orang tua perlu lebih waspada terhadap aktivitas online anak.
Jangan sampai kesenangan sesaat merenggut nyawa!