HOTELRISTORANTEVITTORIA — Jakarta – Obat tradisional berbasis tanaman lokal terus menunjukkan potensi besar, seiring meningkatnya tren gaya hidup alami. Salah satu tanaman yang kini menarik perhatian adalah jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum), varietas jahe lokal dengan rimpang kecil tapi kaya kandungan bioaktif.
Jahe emprit dikenal luas dalam industri jamu dan pengobatan herbal karena rasanya yang sangat pedas dan aromanya yang tajam
Meskipun ukurannya kecil, kandungan gingerol dan minyak atsiri di dalamnya sangat tinggi. Inilah yang membuatnya menonjol sebagai bahan utama obat tradisional.
Jahe emprit berwarna kuning pucat, bentuknya kecil dan keras. Rasa pedasnya paling kuat di antara jenis jahe lainnya,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Sandra Arifin Aziz, dikutip dari ipb.ac.id pada Minggu, 29 Juni 2025.
Prof. Sandra menambahkan bahwa jahe emprit memiliki karakteristik khas yang membedakannya dari jenis jahe lainnya seperti jahe merah dan jahe gajah.
Khasiat Jahe Emprit untuk Obat Tradisional
Jahe gajah umumnya dipilih untuk konsumsi segar karena teksturnya besar dan rasanya lebih lembut. Sementara jahe merah dikenal dengan rasa pedasnya, namun jahe emprit menawarkan perpaduan antara kekerasan rimpang dan kestabilan zat aktif.
Dari segi khasiat, jahe emprit memiliki manfaat kesehatan yang telah dibuktikan secara ilmiah. Kandungan senyawa aktif di dalamnya memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dan imunostimulan.
Hal ini menjadikannya bahan yang ideal untuk pengembangan obat herbal dari hulu hingga hilir. “Permintaan terhadap produk herbal, baik lokal maupun ekspor, terus meningkat, terutama pascapandemi COVID-19. Jahe emprit bisa menjadi bahan utama untuk jamu cair, ekstrak kapsul, hingga minuman instan,” ujarnya.
Keunggulan jahe emprit tak hanya terletak pada manfaatnya, tetapi juga dari sisi budidaya. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di lahan suboptimal. Hal ini membuka peluang besar bagi petani lokal untuk masuk ke dalam rantai pasok industri jamu yang bernilai tinggi.
Kehadiran Jahe Emprit sebagai Bahan Baku Obat Tradisional
Dengan perawatan yang relatif mudah dan masa panen yang singkat, jahe emprit menjadi komoditas strategis yang dapat mendorong kemandirian bahan baku obat tradisional. Apalagi, saat ini Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku untuk industri farmasi dan herbal.
Tak hanya untuk industri, masyarakat juga bisa memanfaatkan jahe emprit dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Jahe ini dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman herbal, infus, atau dicampurkan dalam jamu rumahan.
“Bisa diseduh sebagai minuman herbal dengan air panas, ditambah madu atau jeruk nipis. Jahe ini juga baik dicampurkan dalam jamu rumahan bersama temulawak atau kunyit,” kata Prof. Sandra.
Gunakan dengan Bijak
Meski demikian, dia mengingatkan agar konsumsi jahe emprit dilakukan dengan bijak. Bagi penderita maag atau tekanan darah rendah, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi secara rutin dalam jumlah besar.
“Penggunaan jahe emprit sebagai bumbu masak atau minuman infus juga bisa membantu menghangatkan tubuh dan memperlancar pencernaan,” tambahnya.
Dengan segala manfaat dan potensi ekonominya, Prof. Sandra menegaskan bahwa pengembangan jahe emprit harus didukung oleh kerja sama lintas sektor. Mulai dari petani, pelaku industri, akademisi, hingga pemerintah.
Tujuannya adalah menjadikan jahe emprit sebagai tulang punggung industri obat herbal nasional berbasis kekayaan hayati lokal.