Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan potensi energi laut yang melimpah, kini bersiap mengadopsi teknologi pembangkit listrik terbaru yang menggabungkan kekuatan nuklir dan energi arus laut. Proyek ini diharapkan menjadi terobosan besar dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional sekaligus mendukung target energi bersih.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan sumber listrik dari energi nuklir yang akan dimanfaatkan di Indonesia setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun ini sebesar 500 Mega Watt (MW).
Hal itu sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Sedangkan potensi arus laut yang juga bisa dijadikan tambahan kapasitas EBT dalam negeri diperhitungkan mencapai 40 MW.
“Lalu, potensi yang lain untuk mengimbangi baseload nuklir itu ada 500 MW. Dan juga pertama kali di RUPTL ini mengaddress nuklir dan pembangkit listrik tenaga arus laut,” ujarnya kepada hotelristorantevittoria.com Jakarta, Istana Putih, Selasa (8/7/2025).
Manfaat Proyek Pembangkit Nuklir-Arus Laut
- Energi Bersih dan Ramah Lingkungan: Mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
- Ketahanan Energi Nasional: Diversifikasi sumber energi yang mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
- Pemanfaatan Potensi Laut: Mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah.
- Inovasi Teknologi: Mendorong pengembangan teknologi energi terbarukan dan nuklir di dalam negeri.
Proyek ini tentu menghadapi berbagai tantangan, mulai dari aspek teknis, regulasi, hingga penerimaan masyarakat. Pemerintah Indonesia tengah melakukan kajian mendalam dan sosialisasi untuk memastikan keamanan dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.